Pelayanan Public BERANDA > HASIL INOVASI

HASIL INOVASI Pelayanan Public

BERDASARKAN KEPUTUSAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 212/ORG/TAHUN 2018 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS KEPUTUSAN WALIKOTA NOMOR 202/ORG/TAHUN 2016 TENTANG PENETAPAN JUDUL/IDE INOVASI UNIT KERJA DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA PONTIANAK, JUDUL INOVASI PADA KELURAHAN ADALAH :

# Unit Kerja Hasil Inovasi
1 PUSKESMAS PARIT HAJI HUSIN 2

GEBETAN ( 2021 )

         GEBETAN (Gerakan Bebas Stunting) adalah kegiatan memantau kesehatan remaja dan meningkatkan pengetahuan remaja putri mengenai kesehatan reproduksi dan pencegahan Stunting. Kegiatan inovasi yang dilakukan di 13 sekolah wilayah bina UPT Puskesmas Parit H Husin 2 ini berjalan setiap 3 bulan sekali. Kegiatan dilakukan dengan memberikan edukasi pengetahuan berupa penyuluhan ke semua remaja putri tentang kesehatan reproduksi,anemia dan stunting di Sekolah wilayah bina.

        Pada remaja putri, apabila ada yang mengalami anemia atau HB <12 gr/dl  nanti nya akan berpengaruh terhadap kesehatan mereka dan berdampak jangka panjang. Karena remaja Putri ini nantinya akan menjadi seorang Ibu dan melahirkan generasi penerus bangsa. Apabila dari masa remaja sudah ada masalah gizi sampai nanti waktunya melahirkan kemungkinan besar anak yang dilahirkan akan menjadi stunting (kondisi gagal tumbuh pada anak balita di bawah lima tahun akibat dari kekurangan gizi kronis pada 1000 Hari Pertama Kehidupan sehingga menyebabkan gangguan tumbuh kembang). Maka daripada itu pentingnya pemberian edukasi pengetahuan kepada remaja putri agar nanti nya remaja putri dapat tumbuh dengan baik tanpa ada masalah gizi yang berkelanjutan.

      Inovasi gebetan ini memang dilakukan untuk penurunan angka stunting, karena stunting menjadi salah satu Prioritas Nasional.Target penurunan stunting sebesar 14%. Balita yang mengalami stunting atau stunted memiliki tinggi badan lebih rendah atau pendek dibandingkan dengan teman seusianya.Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus stunting tertinggi di dunia. Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan Indonesia menempati urutan ke 4 di dunia dan ke 2 di Asia Tenggara sebagai negara dengan angka stunting yang tinggi. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi masa depan Indonesia beberapa tahun ke depan. Dampak panjang dari stunting adalah beresiko lebih tinggi terkena penyakit degeneratif seperti kencing manis, jantung atau kanker.

     Untuk tindak lanjut dari inovasi ini kedepannya tidak hanya dilakukan penyuluhan saja, akan tetapi akan berintegrasi dengan program lain yaitu petugas Lab untuk pemeriksaan laboratoriumnya, yaitu memeriksa apakah anak remaja putri ada yang mengalami anemia.

2 PUSKESMAS PARIT HAJI HUSIN 2

MARGOSIMA ( 2021 )

Menjaga kesehatan gigi merupakan hal yang wajib dilakukan oleh semua orang,terlebih bagi anak yang masih memiliki gigi susu.Hingga saat ini masalah kesehatan gigi pada anak-anak kurang begitu diperhatikan oleh anak anak maupun orang tua.Penyakit pembusukan pada gigi merupakan salah satu penyakit paling sering ditemukan pada anak anak usia 6-11 tahun dan remaja berusia 12-19 tahun.Hal ini di perjelas dengan hasil RISKESDAS(  Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018   mengenai Status  Kesehaan Gigi dan Mulut menunjukkan prevalensi karies gigi mencapai 88,80 % dan Prevalensi periodontitis mencapai 74,10 %.Hingga saat ini masalah kesehatan gigi pada anak kurang begitu diperhatikan orng tua.hal ini seolah olah sudah menjadi hal yang wajar tidak perlu melakukan sesuatu untuk kesehatan gigi anak mereka.Padahal kerusakan yang terjadi pada gigi anak anak berakibat pada keadaan gigi anak tersebut ketika sudah dewasa. 

Mengingat  efek jangka panjang yang akan terjadi jika anak mengabaikan kesehatan gigi mereka,maka Puskesmas Parit Haji Husin II ( Paris 2) membuat inovasi kegiatan MARGOSIMA ( Mari Menggosok Gigi Bersama) dengan harapan kegiatan ini bisa dilakukan secara rutin,terarah dan berkesinambungan,sehingga hasilnya bisa berdampak  lebih  meningkatkan kepedulian anak anak dalam upaya Pelihara Diri (Self Care) pentingnya menjaga kesehatan  kesehatan gigi dan mulut.

Dari kegiatan ini diharapkan kedepannya setiap anak akan lebih mengerti  dan dapat mempraktekan  cara menyikat gigi dengan baik dan benar  serta menjadi kebiasaan baik hingga mereka dewasa  yang nantinya akan berdampak baik bagi kesehatan mereka dimasa depan. 

3 Dinas PUPR

SIPPohon ( 2016 - 2021 )

SIPPohon adalah aplikasi yang menyajikan data pohon-pohon di kota pontianak dalam tampilan peta (Google map), dilengkapi dengan fitur Pendataan, Lapor Pantau dan Informasi Pohon. Aplikasi ini membantu pengguna secara langsung dalam memantau dan mendapatkan informasi ilmiah dan informasi keberadaan pohon-pohon di Kota Pontianak.

 

4 PUSKESMAS PAL III

TAPE KETAN MAS ( 2021 )

Pada tahun 2020 terdapat 10 besar penyakit di UPT Puskesmas Pal Tiga diantaranya penyakit Hipertensi 1608 kasus dan Diabetes Melitus 223 kasus, data ini terlihat sedikit dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh Pandemi Covid-19 yang mengakibatkan masyarakat enggan untuk memeriksakan kesehatannya ke Puskesmas. Hipertensi dan Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang disebut silent killer, terkadang penderita tidak merasakan gejala, sehingga penderita tidak mengetahui kondisi kesehatannya jika tidak melakukan pemeriksaan kesehatan. Kondisi ini dapat mengakibatkan terjadinya komplikasi yang lebih berat seperti Penyakit Jantung Koroner, Stroke, Gagal Ginjal hingga kematian.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah menetapkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk mengatasi masalah ini. Terdapat 4 indikator yang berkaitan, yaitu; persentase penderita diabetes mellitus dan hipertensi yang mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai standar dan persentase warga negara usia 15-59 tahun dan 60 tahun keatas mendapatkan skrining kesehatan sesuai standar. Indikator ini belum tercapai disebabkan oleh penolakan warga saat petugas kesehatan melakukan kunjungan rumah dan ketidakmampuan warga untuk ikutserta dalam kegiatan skrining kesehatan. Sebagai upaya pencegahan dan penanganan hipertensi dan diabetes mellitus di wilayah kerja maka UPT Puskesmas Pal Tiga menginisiasi TAPE KETAN MAS (Temukan Penderita Kencing Manis dan Hipertensi di Masyarakat).

Pada proses penemuan inisisasi ini diawali dengan adanya data 4 indikator SPM diatas yang belum  tercapai kemudian Penanggung jawab program P3, Penanggung Jawab UKM dan pelaksana keperawatan di UPT Puskesmas Pal Tiga melakukan rapat koordinasi kecil untuk membahas ide yang akan dilaksanakan untuk dapat meningkatkan cakupan pelayanan ke 4 indikator tersebut. Setelah menemukan ide inisiasi kami memberikan nama TAPE KETAN MAS yang merupakan singkatan dari Temukan Penderita Kencing Manis dan Hipertensi di Masyarakat. Dengan kesepakatan nama tersebut kemudian kami bahas dalam rapat lokmin bulanan di Puskesmas, kami juga berkoordinasi dengan Kelurahan untuk mensosialisasikan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan di masyarakat. Setelah itu kami membentuk serta membuat SK TIM INOVASI, membuat Kerangka Acuan Kegiatan dan juga SOP pelaksanaan kegiatan.

Inovasi ini bekerja sama dengan kader kesehatan, Ketua RT dan RW di Kelurahan Sungai Jawi dengan menggunakan metode snowball, petugas mengunjungi rumah penderita dari adanya  laporan terkait kondisi masyarakatnya kepada petugas kesehatan. Peran serta masyarakat yang memberikan informasi terkait keluarga atau tetangganya yang mengalami hipertensi dan diabetes mellitus merupakan kunci penting, sehingga inovasi ini dapat tepat sasaran, efisien, efektif dan aman di masa pandemi covid-19 dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan Protokol Kesehatan yang ketat.  Inovasi ini dimulai pada tahun 2021 yang dilaksanakan di seluruh wilayah kerja UPT Puskesmas Pal Tiga pada saat pandemi covid-19.

Selain melakukan kunjungan rumah, inovasi ini juga dilakukan dengan cara mengumpulkan warga / kelompok masyarakat di wilayah yang telah ditentukan untuk dilakukan pemeriksaan / skrening kesehatan  masal bekerjasama dengan melibatkan lintas sektor, kader kesehatan, tokoh masyarakat, dan RT/RW kelurahan sungai jawi yang menyampaikan informasi  kepada warganya mengenai waktu dan tempat kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dengan inovasi kami mendapatkan adanya peningkatan cakupan indikator kinerja Persentase Warga Negara Indonesia Usia 15-59 tahun, Usia 60 tahun ke atas, persentase Penderita Diabetes Mellitus dan Hipertensi yang mendapatkan Pelayanan Kesehatan Sesuai Standar ditunjukan dengan pencapaian ditahun 2020 secara berurutan 36.2%, 54.6%, 26.8%, 15.9% dan pada periode Januari-Desember 2021 yaitu 37.5%, 55.8%, 56.7%, 19.6%.

 

5 BADAN KEUANGAN DAERAH KOTA PONTIANAK

e-PONTI ( 2021 )

 

Transformasi digital lebih luas dari hanya merubah layanan menjadi online namun bagaimana mengintegrasikan seluruh area layanan sehingga menghasilkan perubahan proses bisnis dan mampu menciptakan “nilai” yang memberikan kepuasan kepada pengguna layanan.. Pemerintah Daerah memiliki kewajiban dalam mendukung transformasi digital layanan dalam mewujudkan Reformasi Birokrasi dan E- Government serta pelaksanaan Tata Kelola Keuangan yang handal, Akuntabel, dan Transparan, efektif, dan efisien diperlukan suatu Aplikasi Pengelolaan Pendapatan Daerah khususnya pajak Daerah melalui Interoperabilitas E- Government. Dinamika perkembangan kebutuhan data yang bersifat cepat, akurat, dan realtime dengan realita banyaknya data Wajib Pajak mengharuskan Pemerintah Daerah memiliki suatu Sistem Pengelolaan pendapatan khusunya Pajak Daerah yang mutakhir sehingga dapat menyesuaikan perubahan-perubahan baik dari sisi regulasi maupun kebutuhan masyarakat pada umumnya dalam bentuk kemudahan dan keterbukaan.  Untuk menjawab semua tantangan tersebut diperlukan suatu Sistem informasi Pengelolaan Pendapatan Daerah yang dapat diintegrasikan kesemua kanal pembayaran perbankan dan aplikasi pendukung baik dari entitas Pemerintah daerah Kota Pontianak maupun Entitas diluar Pemerintah Kota Pontianak. dengan konsep “ONE WAY REPORT”, artinya proses/alur transaksi dimulai dari pendaftaran, penetapan, pembayaran dapat langsung menghasilkan Laporan Penerimaan secara realtime.

 

Dengan mengedepankan konsep handal, Akuntabel, dan Transparan, efektif, dan efisien, perlu adanya sinergi factor – factor yang mendukung keberhasilan konsep tersebut. Sehingga dalam membangun suatu system yang komprehensiv E-Ponti mengedepankan sinergisitas factor-faktor tersebut. Adapun factor-faktor tersebut diantaranya :

 

  1. DIGITALISASI PELAYANAN

Selama ini pelayanan pajak daeerah yang dilakukan masih bersifat manual,baik itu pelayanan pembayaran pajak maupun pelayanan pelaporan pajak sebagai OP/WP. Melalui E-PONTI dibangun digitalisasi pelayanan pendaftaran dan pelaporan wajib pajak secara online.

 

  1. DIGITALISASI TRANSAKSI

Dari tahun 2018 Pemerintah Kota Pontianak telah melaksanakan transaksi nontunai sebagaimana diamantakan dalam Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 2016 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi dan Surat Edaran Menteri dalam negeri Nomor 910/1867/SJ tanggal 17 April 2017 tentang Implementasi Transaksi Non Tunai pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dan berdasarkan Instruksi Gubernur Kalimantan Barat Nomor 02 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan Transaksi Non Tunai dilingkungan Pemerintah Provinsi Kalimanta Barat. Namun terhadap Penerimaan Pajak Transaksi Non Tunai tersebut belum optimal dilaksanakan, baik dari sisi jumlah kanal pembayaran non tunai maupun cakupan transaksi non tunai atas Penerimaan Pajak Daerah. Serta kesulitan dalam mendeteksi objek penerimaan pajak pada penyusunan Laporan Penerimaan sebagaimana tertuang dalam DPA APBD

 

Atas kondisi tersebut E-PONTI dibangun dengan tujuan bahwa digitalisasi transaksi pada E-PONTI dapat diintegrasikan dengan kanal pembayaran non tunai dimulai dari pendaftaran, pelaporan, penetapan,pembayaran dalam satu proses dan langsung menghasilkan Laporan Penerimaan sesuai Kode Rekening Pendapatan Pajak pada DPA APBD

 

Jenis transaksi nontunai menggunakan e-billing melaui  kanal Pembayaran Nontunai meliputi:

a. teller;

b. mobile dan internet banking;

c. Automated Teller Machine (ATM);

d. Short Message Service Banking (SMS-Banking);

e. Electronic Data Captured (EDC);

 

  1. DIGITALISASI PENGAWASAN

Melalui e-ponti dapat dilakukan pengawasan digital berupa :

 

  1. Tersedianya rekapitulasi laporan jumlah op/wp hasil intensifikasi data op/wp maupun ekstensifikasi
  2. Tersedianya rekapitulasi laporan jumlah jumlah wp dalam hal tingkat kepatuhan serta jumlah yang terdaftar dan/atau melapor.
  3. Tersedianya rekapitulasi laporan jumlah op/wp kondisi tutup sementara, permanen, maupun tidak aktif
  4. Tersedianya rekapitulasi wp (self assestment) yang tidak melapor sptpd, sebagai informasi bagi fiskus untuk menetapkan secara jabatan.
  5. Tersedianya e- surat teguran kepada wp dan rekapitulasi laporan wp yang telah diberikan surat teguran
  6. Tersedianya rekapitulasi laporan wp yang telah diterbitkan skpd namun belum membayar untuk di tl oleh penagihan

 

  1. DIGITALISASI DATA

Data merupakan informasi yang digunakan dalam mengambil kebijakan serta Menyusun rencana strategis Pemerintah dalam rangka mengoptimalkan Sumber daya yang tersedia untuk dapat dioptimalkan penggunaannya. Oleh karena itu sangat penting pengelolaan atas data khususnya Data OP/WP, serta data pertumbuhan Pajak daerah dan historis dari perubahan data yang tersedia.

Oleh karena itu melalui E-Ponti seluruh proses/alur Perpajakan yang terintegrasi dan terupdate dapat dihasilkan dan terhubung dengan Laporan perkembangan/pertumbuhan OP/WP/Penerimaan Pajak.

Ketersediaan data tersebut dapat digunakan sebagai referensi dalam Menyusun potensi pendapatan dan Menyusun arah kebijakan strategis peningkatan/optimalisasi PAD dari sekctor pajak daerah, memberikan insentif bagi WP dan sharing integrasi pelayanan pengawasan dalam optimalisasi pajak pusat dan daerah, serta sebagai dukungan terwujudnya transformasi digital nasional.

 

  1. REALTIME DALAM PENYAJIAN LAPORAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH  :

 

Selama ini penyajian Laporan penerimaan Daerah masih dilakukan dengan cara pengidentifikasian ualng atas penerimaan yang masuk kerekening Bendahara Penerimaan dan dilakukan setelah selesai jam kerja pelayanan. Hal ini sangat tidak efektif dan efisien dan menimbulkan potensi adanya human error serta menandakan adanya SPI yang lemah dari sisi penerimaan pajak.

 

Dengan mengedepankan pelaksanaan Tata Kelola Keuangan yang handal, Akuntabel, dan Transparan, efektif, dan efisien diperlukan suatu Aplikasi Pengelolaan Pendapatan Daerah khususnya pajak Daerah melalui Interoperabilitas E- Government mendorong perlu disegerakan adanya  suatu Aplikasi yang dapat mewujudkannya dan menyelesaikan permasalahan yang timbul dari proses berulang dalam mengidentifikasi transaksi penerimaan pajak daerah.

 

E-PONTI mengedepankan konsep “one way report “ dalam bentuk kesinambungan antar e-dokumen, e-transaksi, dan otorisasi dalam suatu kerangka alur proses perpajakan dari E-PONTI – KANAL NONTUNAI-REKENING BENDAHARA PENERIMAAN (OTORISASI PENERIMAAN)-LAPORAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH PER RINCIAN OBJEK PAJAK DAERAH SESUAI DPA APBD 

 

Laporan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah Yang Dihasilkan

  1. Laporan realisasi penerimaan pendapatan
  2. Laporan buku kas
  3. Laporan piutang pendapatan
  4. Laporan buku bank

 

Semua laporan tersebut dapat langsung diapprove oleh bendahara penerimaan atas terjadinya transaksi digital pada kanal pembayaran perbankan terintegrasi E-PONTI.

 

 

 

6 DINAS KEPENDUDUKAN DAN CATATAN SIPIL

Sistem Antrian Online ( 2019 - 2021 )

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak adalah instansi daerah yang melakukan pelayanan langsung kepada masyarakat. Pelayanan yang dilakukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak mulai dari pemberian Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan Akta Kelahiran, Akta Pernikahan, Kartu Keluarga, Surat Keterangan Pindah Warga Negara Indonesia (SKPWNI), Dokumen Penduduk Non Permanen, Kartu Tanda Penduduk Elektronik (KTP-el), Kartu Identitas Anak (KIA), pindah kewarganegawaan hingga Akta Kematian. Dengan cakupan pelayanan tersebut setiap harinya masyarakat datang ke kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk melakukan pelayanan kependudukan.

 

Pelayanan dokumen kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak dibuka setiap hari kerja mulai pukul 08.00 – 12.00 dan 13.00 – 15.30. Sebelum diberlakukan Sistem Antrian Online, masyarakat yang ingin melakukan pelayanan perlu mengantri terlebih dahulu sebelum pelayanan buka mulai dari pukul 06.00 dan tidak mendapatkan kepastian akan mendapatkan kuota antrian atau tidak. Ini mengakibatkan banyaknya masyarakat yang datang pada subuh hari hanya untuk mendapatkan kuota antrian. Jumlah kuota yang disediakan secara offline sebelum inovasi adalah 100 antrian loket dan 100 antrian KTP-el.

 

Tahapan pembangunan inovasi Sistem Antrian Online adalah pertama melakukan rancang bangun aplikasi disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Kedua melakukan ujicoba aplikasi kepada masyarakat secara terbatas. Dan yang terakhir adalah melakukan sosialiasi kepada masyarakat tentang Sistem Antrian Online di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak.

 

Sistem antrian online digunakan oleh masyarakat Kota Pontianak yang ingin melakukan permohonan dokumen kependudukan. Adapun tatacara penggunaan sistem antrian online ini adalah masyarakat bisa mengakses website https://online.disdukcapil.pontianakkota.go.id/ 

 

 

Pokok perubahan dari pelaksanaan Inovasi Sistem Antrian Online yang beralamat di website adalah: Pertama, untuk merapikan sistem antrian sehingga masyarakat yang ingin melakukan pelayanan dokumen administrasi kependudukan tidak perlu datang pagi-pagi sebelum pelayanan dibuka. Pengambilan antrian diubah menjadi hanya perlu dilakukan dari rumah melalui halaman website yang telah disediakan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pontianak.

 

Kedua, untuk memberikan kepastian mendapatkan kuota antrian dari rumah sebelum datang ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Jadi masyarakat sudah tahu apakah dia bisa pergi atau tidak ke kantor Dukcapil sebelum benar-benar datang sehingga tidak membuang waktu masyarakat.

 

Dan Ketiga, selama masa pandemi Covid-19, adanya Sistem Antrian Online ini juga membantu menghilangkan kerumunan warga untuk mendapatkan kuota antrian. Dengan menggunakan antrian online, masyarakat tetap bisa menjaga dirinya dari kerumunan yang disebabkan oleh antrian jika dilakukan secara offline. Antrian online juga bisa memilih waktu mulai pukul 08.00 – 10.00, 10.00 – 12.00 dan 13.00 – 15.30 sehingga tidak ada penumpukan keramaian dalam satu waktu antrian.

 

 

 

 

7 PUSKESMAS SIANTAN HILIR

Cinta Sejati ( 2019 - 2021 )

Inovasi dimulai pada Februari 2019, pada 7 sekolah dengan membentuk Duta Anti Anemia yang berasal dari siswi itu sendiri. Bertugas membantu guru dalam membagikan, memantau dan mencatat hasil kegiatan minum tablet Fe di kartu pantau, menyimpan kembali tablet Fe di ruang UKS. Sasaran pemberian tablet Fe adalah remaja putri berusia 12-18 tahun. inovasi ini melakukan pemberdayaan terhadap siswi. Latar belakang inovasi ini adalah karena terdapat siswi anemia, siswi yang tidak mau minum tablet Fe, kesulitan guru memantau minum tablet Fe karena jumlah siswi dan kelas yang banyak.

 

Adanya inovasi ini memaksimalkan pemantauan dan memastikan tablet Fe dikonsumsi memberikan dampak turunnya jumlah siswi yang menderita anemia.  tahun 2021 dilakukan pemeriksaan HB siswi  pada 87 orang , pemeriksaan awal diperoleh siswi yang menderita anemia berjumlah 48 siswi (61,5%), sesudah pemberian tablet Fe selama 3 bulan berturut-turut jumlah anemia menurun menjadi 19 siswi (21,8%) ada penurunan kasus anemia sebesar 29 kasus anemia siswi (39,7%). Hal ini membuktikan bahwa dengan mengkonsumsi tablet Fe secara rutin selama 3 bulan kasus anemia siswi dapat menurun.

 

 

 

 

8 DINAS LINGKUNGAN HIDUP

KOMANDA ( 2019 - 2021 )

 

Sebagaimana tujuan dari disusunnya Perubahan RPJMD Kota Pontianak Tahun 2020-2024  yang salah satunya yaitu Menterjemahkan visi dan misi Kepala Daerah terpilih ke dalam tujuan, sasaran dan strategi pembangunan untuk periode tahun 2020-2024, disertai dengan program-program prioritas dengan berpedoman kepada RPJPD Kota Pontianak Tahun 2005-2025 serta mengacu kepada agenda jangka menengah Provinsi dan Nasional, yang selanjutnya menjadi landasan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kota Pontianak;     

Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batu Layang membentang seluas 26,6 hektar di sudut Kota Pontianak, di atas lahan gambut dan di kepung Parit Madura sebelah Barat dan Parit Musa sebelah Timur. TPA yang terbuka, menganga senantiasa menampung 1.619.000 kubik per tahun sampah dari seluruh penjuru kota Pontianak, setiap harinya. Demngan vegetasi tanaman penutup lahan seadanya, Hanya berupa tanaman pakis, keladi, ubi kayu, nanas, jagung, pisang dan bermacam macam jenis rerumputan. Kondisi yang masih jauh ideal sebagai zona penyangga (buffer zone).

Penataan menata sampah yang masuk menimbulkan aroma sampah yang menroboske sgala penjuru wilayah bahkan sampai ke rumah warga sekitar. Terkadang TPA diserang dari bawah dengan air pasang dan dari atas dalam bentuk hujan, air yang bercmpur dengan pembusukan sampah menambah volume lindi yang menjadikan pencemaran tanah.Resapan lindi sesekali menerobos masuk ke parit2 warga , inilah yang menyebabkan pencemaran air.

Pencemaran udara, tanah dan air menjadi suatu siklus yang tak terbantahkan.

Pencemaran udara, khususnya permasalahan bau, ini yang menjadi fokus inovasi. Sehingga warga Kota Pontianak, mau dan betah berkunjung ke TPA Batu Layang, baik untuk studi banding terlebih untuk penelitian.

Salah satu upaya untuk meminimalisir bau dengan menanami tanaman berupa pohon maupun bunga.

                  

            SDGs atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan adalah 17 tujuan yang telah ditentukan oleh PBB sebagai agenda dunia pembangunan untuk kemaslahatan manusia dan planet bumi . Tujuan ini diformulasikan sejak 19 Juli 2014 dan diajukan pada Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa oleh  Kelompok Kerja Terbuka Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Termasuk didalamnya adalah  pengentasan kemiskinan dan kelaparan, perbaikan kesehatan, dan pendidikan, pembangunan kota yang lebih berkelanjutan, mengatasi perubahan iklim, serta melindungi hutan dan laut.                               

 

 

 

 

9 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

Bangun Kampung Kite ( 2021 )

Salah satu masalah perumahan dan kawasan permukiman yang dihadapi oleh Kota Pontianak adalah masih terdapatnya Perumahan dan Kawasan Permukiman Kumuh khususnya pada perkampungan tepian sungai, sehingga target kinerja Dinas Perkim adalah Pengentasan Kawasan Permukiman Kumuh.

Permukiman Kumuh yang dimaksud yaitu permukiman yang tidak layak huni akibat ketidakteraturan bangunan, kepadatan bangunan yang tinggi, penurunan kualitas bangunan serta sarana dan prasarana lingkungan yang tidak memenuhi syarat layak huni.

Perubahan permukiman kumuh menjadi permukiman yang layak huni memerlukan kerjasama banyak pihak untuk terlibat dan dilakukan secara kolaboratif, untuk itu Dinas Perkim mengajak berbagai steakholder dan meminta dukungan satuan kerja lintas bidang, lintas organisasi perangkat daerah serta masyarakat untuk bersama membangun Permukiman Kumuh Kota Pontianak.

10 PUSKESMAS PERUMNAS II

GENTING ( 2019 - 2021 )

Stunting merupakan kondisi gagal pertumbuhan pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama, sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berfikir. Untuk mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya gizi ibu hamil dan anak balita, dan Indonesia fokus kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) yaitu terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. Salah satu upaya dalam percepatan perbaikan gizi pada 1000 HPK adalah strategi Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA), yang sangat penting untuk tercapainya kondisi gizi dan kesehatan yang baik pada ibu, bayi dan anak sejak usia dini.

      Salah satu rekomendasi dalam Global Strategy on Infant and Child Feeding, pola pemberian makan terbaik bagi bayi dan anak (PMBA) sejak lahir sampai umur 24 bulan sebagai berikut : (1) Menyusui segera dalam waktu satu sampai dua jam pertama setelah bayi lahir (Inisiasi Menyusu Dini/IMD), (2) Menyusui secara eksklusif sejak lahir sampai bayi berumur 6 bulan, (3) Mulai memberikan makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang baik dan benar sejak bayi berumur 6 bulan; dan (4) tetap menyusui sampai anak berumur 24 bulan atau lebih. Pemberian makan bayi dan anak (PMBA) memiliki pengaruh yang sangat penting untuk keberlangsungan hidup anak (UNICEF,2011). Beberapa fakor yang mempengaruhi terjadinya kekurangan gizi pada balita antara lain masih kurang baiknya praktek Pemberian Makan Bayi dan Anak.

      Puskesmas Perumnas II merupakan salah satu puskesmas yang berada di Kelurahan Sungai Beliung Kota Pontianak. Kelurahan Sungai Beliung masih merupakan wilayah perkotaan namun dengan mayoritas masyarakat dengan tingkat ekonomi lemah (kurang mampu) yang tentunya memiliki keterbatasan dalam pemeliharaan kesehatan baik perorangan maupun kelompok. Hal ini juga dapat berdampak pada status kesehatan ibu hamil dan balita. Di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II masih banyak ditemukan masyarakat dengan permasalahan kesehatan, yang dilatarbelakangi dari faktor tersebut. Ibu hamil dan balita merupakan kelompok sosial yang sangat rentan akan permasalahan kesehatan dan perlu mendapatkan perhatian khusus. Hal ini agar dapat menghasilkan generasi yang sehat dan cerdas.

      Terdapat berbagai permasalahan kesehatan pada ibu hamil dan balita di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka ibu hamil dengan kurang energi kronis (KEK), ibu hamil dengan anemia, bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) serta masih banyak ditemukannya kasus gizi kurang. Kasus ibu hamil dengan KEK Tahun 2017 sebanyak 68 kasus dan tahun 2018 sebanyak  83  Kasus ibu hamil dengan anemia di tahun 2017 sebesar 80 kasus dan tahun 2018 sebesar 99 kasus. Di wilayah kerja Puskesmas Perumnas II ditemukan pula bayi dengan kasus BBLR tahun 2017 sebesar 25 kasus dan tahun 2018 sebesar 18 kasus, serta kasus gizi buruk pada tahun 2017 dan 2018 tidak ada kasus. Persentase balita stunting tahun  2018 sebesar 26% (PSG Kota Pontianak, 2017).

      Masih ditemukan ibu hamil yang tidak memeriksakan kehamilan di fasilitas kesehatan, persalinan yang masih dilakukan di dukun kampung, bayi 0-6 bulan tidak diberi ASI Eksklusif, pemberian makan bayi yang terlalu dini, belum ada Posyandu untuk memantau tumbuh kembang balita, belum ada kader kesehatan dan belum menerapkan PHBS, melihat kondisi tersebut kami selaku petugas gizi puskesmas bersama dengan Kelompok Gizi Masyarakat (KGM) Kelurahan Sungai Beliung berkoordinasi dengan Ketua RW untuk membentuk Pos Penimbangan yang pada akhirnya akan diresmikan menjadi posyandu.

       Adanya  Posyandu dan Kader Kesehatan setidaknya tumbuh kembang balita dapat dipantau secara rutin setiap bulan. Dengan melihat peluang yang ada, memotivasi saya sebagai petugas gizi membuat suatu inovasi program untuk lebih meningkatkan status kesehatan masyarakat dengan sasaran kelompok ibu hamil dan balita, melalui inovasi berupa gerakan anti stunting, atau di singkat dengan GENTING dengan menerapkan prinsip PMBA.

11 PUSKESMAS SIANTAN TENGAH

Luna Maya Sehati ( 2021 )

Kegiatan Luna Maya Sehati ( Lanjut Usia Mandiri Sehat Sampai Nanti) merupakan kegiatan untuk mewujudkan lansia yang mandiri dan sehat melalui pendekatan secara individu dan keluarga. Kegiatan luna maya sehati ini berkolaborasi dengan program PTM (Penyakit Tidak Menular) karena untuk mencapai lansia mandiri sehat sampai nanti harus rutin memeriksakan kesehatannya. Kegiatan PTM ini adalah kegiatan skrinning kesehatan masyarakat mulai usia 15 tahun ke atas, di mana dalam skrinning tersebut ada ditanyakan tentang faktor resiko perilaku individu yang meliputi merokok atau tidak, kurangnya aktifitas fisik atau tidak, mengkonsumsi gula berlebihan, garam berlebihan, lemak berlebihan, kurangnya makan buah dan sayur serta mengkonsumsi alkohol atau tidak. Jawaban dari pertanyaan tersebut tidak menutup kemungkinan bisa mempengaruhi keadaan masyarakat untuk saat ini dan kedepannya. Maka dari itu, untuk mencapai lansia sehat mandiri sampai nanti harus dengan rutin memeriksakan kesehatannya. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah senam setiap satu minggu sekali yang betujuan untuk meningkatkan kesehatan dan menghilangkan stress dan dilanjutkan dengan penyuluhan kesehatan terkait penyakit yang rentan terkena pada lansia maupun penyakit silent disease atau penyakit yang tidak menunjukkan gejala apapun  ataupun gejalanya sangat ringan namun baru mulai memunculkan tanda atau gejala setelah penyakit tersebut sudah sangat parah. Beberapa penyakit tersebut seperti stroke, hipertensi, dan diabetes padahal penyakit tersebut dapat dicegah dengan rutin memeriksakan kesehatannya. Maka dari itu,  pemeriksaan yang dilakukan untuk kegiatan luna maya sehati ini dilakukan di Posyandu Lansia kolaborasi dengan posbindu setempat setiap bulan dan bekerjasama sama dengan kader posyandu setempat. Selain itu, pemeriksaan juga dilakukan di RT/RW (lansia mobile)  wilayah binaan yang berdasarkan data kunjungan masyarakat ke puskesmas rendah, ini dilakukan agar penjaringan bisa menyeluruh ke setiap RT/RW setempat. Kegiatan ini juga dilakukan untuk lansia yang sudah memiliki riwayat penyakit seperti hipertensi dan diabetes melitus agar penyakit yang diderita tidak menimbulkan komplikasi dan tambah parah. Pemeriksaan yang dilakukan di meliputi pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, berat badan, tinggi badan, lingkar perut serta pemeriksaan penunjang lainnya seperti gula darah, kolesterol dan asam urat.  Dengan kegiatan ini diharapkan masyarakat terutama lansia lebih mudah mendapat pemeriksaan kesehatan sehingga dapat tercapai lansia sehat mandiri sampai nanti